Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Contoh Oganisasi Formal



Nama:  Ronald

NPM: 36111443

Kelas: 1DB12

Soal:
a) Cari salah satu organisasi formal, serta ulasan struktur organisasi!
b) Apakah struktur organisasi efektif/tidak?

Jawab!

a) Saya mengambil satu contoh pada komunitas Faithfull Beneath Legacy
berikut visi dan misinya:

Visi:
- Menjalin hubungan sosial yang bersifat positif
- Membuat seseorang agar mudah berteman dengan siapa pun.

Misi:
- Menyatukan orang-orang untuk menjalin persahabatan
- Untuk tempat bertukar pikiran sesama anggota
- Tempat curhat disaat anggota sedang ada masalah
- Mengadakan bakti sosial bila ada bencana.

Tujuan terbentuknya Faithfull Beneath Legacy

Menjalin pertemanan, persahabatan, keluarga dari orang-orang yang tidak dikenal bisa menjadi teman, sahabat, keluarga yang dapat diandalkan saat dibutuhkan.

Struktur organisasinya terdiri dari:
Founder (ketua),  Wakil ketua, Humas, Sekretaris, Bendahara, Creative Designer, Anggota (member)

Kegiatan:
- Foto season
- Touring
- Foto touring
- Bakti sosial
- Pengembangan minat dan bakat.

Struktur tersebut sudah merupakan organisasi formal, karena:
- Merupakan kumpulan orang-orang yang bekerja sama
- Memiliki tujuan jelas (tujuan, visi, misi)
- Hubungan antar pribadi = komando antara pemimpin, bawahan, hak, dan kewajiban
- Membentuk karakter prilaku, sharing, bakti sosial, pengembangan bakat dan minat
- Memiliki tata tertib, hak, kewajiban dari ketua sampai anggotanya.

jawaban no 2.
Menurut saya, setelah membaca dan memahami tujuan, visi, dan misi terbentuknya komunitas tersebut struktur organisasinya sudah efektif karena sudah memenuhi syarat-syarat untuk menjadi organisasi formal.

Sumber: https://www.facebook.com/fblfriendship

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Organisasi dan Metode


Beberapa orang, masing masing mempunyai minat yang sama yaitu sama sama berminat terhadap bidang multimedia selain itu semuanya mempunyai keinginan yang sama untuk berwirausaha. Namun mereka juga mempunyai pemahaman yang sama bahwa untuk bisa eksis dalam bidang yang mereka minati memerlukan pendanaan yang cukup besar, apalagi jika mereka ingin mengembangkan jiwa enterpreuner mereka.

Pertanyaan :
1. Apakah mereka memerlukan organisasi? Jelaskan jawaban anda !
2. Jenis organisasi seperti apakah yang cocok untuk mereka ?
3. Apakah organisasi yang akan di bentuk sebaiknya organisasi informal ? jelaskan jawaban anda !


Jawaban:

1. Ya, mereka perlu sebuah organisasi karena dalam berwirausaha perlu adanya suatu perkumpulan untuk saling berhubungan dan melakukan kerjasama  untuk mencukupi pendanaan.

2. Organisasi yang cocok untuk mereka adalah organisasi yang bersifat formal.

3. Tidak, sebaiknya organisasi yang di bentuk adalah organisasi formal. karna jika suatu organisasi di bentuk berdasarkan informal hanya dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali "wirausahawan" sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.

Dan jika organisasi yang di bentuk berdasarkan formal maka kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional akan mendapatkan hasil yang baik dalam berwirausaha.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Manajemen dan Manajer

Kata manajemen dan manajer itu sangat sering kita baca dan dengar, bahkan mungkin telah melekat sangat dalam di telinga kita, demikian juga telah banyak orang yang memang sudah memahaminya, tetapi tentu juga ada yang bertanya-tanya, apa sih sebenarnya manajemen itu, apa pula itu, apa memang perlu dimengerti?




Tulisan ini tentu tidak dibutuhkan bagi masyarakat yang sudah banyak pengalaman melaksanakan tugas pekerjaannya sebagai pemegang jabatan dalam posisinya di suatu lembaga perusahaan, pemerintah, atau lembaga organisasi pada umumnya, juga tidak diperlukan bagi mereka yang sudah pernah mempelajarinya dalam kuliah atau seminar tentang manajemen.


Namun, bagi ibu-ibu yang bukan wanita karier, dengan tanpa bermaksud untuk meng-“under estimate” kompetensi ibu-ibu yang dalam kesehariannya beraktivitas mengurus rumah tangga, tetapi kemudian terpanggil untuk ikut melakukan pelayanan ibu-ibu kelompok ( misalnya ; pengurus arisan ), demikian juga bagi para muda remaja yang mulai terlibat dalam aktivitas karang taruna / Mudika misalnya, dengan ikut serta mengurusi suatu komisi atau kepanityaan, kiranya tulisan ini bisa sedikit membantu sebagai bimbingan awal sederhana yang memadai tentang manajemen.

Definisi Manajemen :
Asal kata “manajemen” adalah dari bahasa Inggris “management”, berbentuk kata benda, sedangkan kata kerjanya adalah “to manage”, yang artinya mengelola sesuatu, lalu secara populer pengertian “mengelola” adalah “mengurus suatu pekerjaan”, di mana ada pekerjaan berskala kecil tetapi juga bisa berskala besar, lebih lanjut apabila skala pekerjaannya makin besar, mengurusnya juga akan menjadi makin rumit (complicated), sehingga lalu berkembang dan tumbuh memunculkan suatu disiplin ilmu tersendiri, yaitu “ilmu manajemen”.


Sebenarnya di dalam kesehariannya, setiap orang itu tanpa disadari sudah melakukan “pekerjaan manajemen”, misalnya si A meminta tolong temannya melakukan sesuatu untuk kepentingannya, disebabkan karena si A sedang sibuk melakukan kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan.


Ungkapan di atas memang benar beralasan, karena secara alami kemampuan setiap manusia itu terbatas, di mana pada tubuhnya hanya diperlengkapi dengan seperangkat panca indera saja (terdiri dari satu mulut, sepasang mata, telinga, kaki, dan tangan), dan biasanya juga ditambah lagi dengan adanya keterbatasan waktu untuk menyelesaiakn suatu pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Karena dalam kehidupannnya manusia harus mengerjakan banyak kegiatan, sudah barang tentu bahwa semua itu tidak akan mungkin bisa diselesaikan sendirian, sehingga manusia lalu membutuhkan orang lain untuk membantunya.


Dari ilustrasi di atas, menjadi mudah dimengerti bahwa inti sari dari arti “ilmu manajemen” lalu bisa dipahami sebagai “ilmu yang digunakan untuk melipatgandakan kemampuan seseorang” agar bisa menjalankan pekerjaan yang begitu banyak.


Demikian juga, karena dalam rangka bisa menjalankan pekerjaannya tersebut seseorang dibantu orang lain, maka “manajemen” juga bisa didefinisikan dengan kalimat “seseorang yang mengerjakan sesuatu dengan cara meminjam tangan orang lain”, disertai kesadaran bahwa agar supaya pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain yang membantunya tersebut bisa menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginannya, maka proses pekerjaan yang dilakukan orang lain tersebut harus tetap dibimbing dan diawasi secukupnya.


Aktivitas “menyuruh” orang lain untuk mengerjakan sesuatu dalam rangka bisa membantunya tersebut, dalam ilmu manajemen disebut “mendelegasikan”, sedangkan yang menerima tugas untuk membantu dinamakan sebagai “delegasi”. Dengan demikian “delegasi” menerima dan mengerjakan tugas yang didelegasikan kepadanya, dan biasanya yang memberikan pendelegasian adalah atasannya di dalam organisasi yang bersangkutan.


Di dalam banyak buku manajemen, berpuluh-puluh definisi manajemen ditulis oleh para ahli dengan kalimat yang berbeda-beda, tetapi pada intinya mempunyai substansi pengertian yang hampir sama dengan yang sudah disebutkan di atas.


Salah satu definisi manajemen dari para ahli tersebut ialah bahwa “manajemen” adalah merupakan rangkaian langkah-langkah ( kegiatan ) dari sekelompok orang secara terpadu, dengan maksud dan tujuan untuk mencapai sasaran yang sebelumnya sudah ditetapkan.


Penggunaan kata “manajemen” sebagai kelompok pimpinan :


Kita sering membaca dalam mass media, bahwa bila ada suatu kegagalan dalam pengelolaan suatu lembaga, banyak yang menyalahkan bahwa yang bertanggung jawab atas kegagalan tersebut adalah “manajemennya” yang dikatakan kurang mampu, dan sebagainya. Yang dimaksud dengan kata “manajemen” di sini ialah para “pemegang jabatan di kelompok strata atas” dari lembaga tersebut. Apabila lembaga tersebut suatu perusahaan pengertian “manajemen” di sini ialah “para direktur dan komisaris (board of directors & board of commissioner)”.


Dengan demikian “Manajemen” juga bisa dimengerti sebagai “kelompok pimpinan atau kelompok orang yang bersama-sama melakukan kegiatan memimpin suatu lembaga”.

Di dalam lembaga gereja, yang bisa disebut “manajemen” adalah majelis gereja yang terdiri dari ketua majelis beserta para anggota majelis.

Manajer :

Sudah sangat dikenal, bahwa untuk memudahkan pengaturan tugas pekerjaan, biasa disusun suatu bagan organisasi, yaitu suatu jaringan yang membentuk simpul-simpul yang saling dihubungkan satu dengan yang lain secara vertikal maupun horisontal, yang padanya ditempatkan orang-orang sebagai pemegang jabatannya. Dengan bagan organisasi tersebut sangat jelas digambarkan, siapa mengerjakan apa, dan siapa di bawah siapa, atau siapa membawahi siapa.


Pemegang jabatan tiap-tiap simpul di dalam teori manajemen disebut sebagai “manajer”, yaitu orang yang bertugas untuk mengelola (memanej) pekerjaan yang dibebankan dalam kelompoknya.


Pengelola pekerjaan paling tinggi biasa disebut “manajer puncak (top manager)”, di bawahnya disebut “manajer-manajer menengah (middle manager), sedangkan paling bawah adalah “manajer terbawah (lowest manager)”.


Tampak bahwa top manager membawahi dan mengkoordinasikan pekerjaan para manajer yang berposisi langsung di bawahnya (manajer menengah strata-1), lalu manajer menengah strata-1 tersebut membawahi dan mengkoordinasikan para manajaer menengah strata-2 yang langsung dibawahnya lagi, begitu seterusnya dilaksanakan secara berjenjang sampai kepada manajer terbawah, sedangkan manajer terbawah mempunyai sekelompok anak buah sebagai delegasinya untuk langsung melaksanakan pekerjaan yang memang menjadi porsi tugasnya.


Jadi, yang disebut “manajer” adalah semua orang yang memiliki anak buah yang harus dikelola untuk menjalankan suatu tugas pekerjaan, bahkan ketua kelompok terkecil juga disebut sebagai manager, misalnya “ketua satpam” yang membawahi beberapa orang anggota satpam.


Eselon (Echelon) :


Beberapa lembaga, terutama lembaga pemerintahan, memberikan echeloniring pada setiap jabatan berdasarkan pada struktur organisasainya, di mana sangat jelas terlihat tingkatan-tingkatan horizontal sekelompok simpul jabatan mulai dari kelompok tertinggi, dan sterusnya ke bawah. Untuk organisasi yang konsisten tersusun secara structural, pemberian echeloniring tersebut sangat mudah, tetapi karena suatu kebutuhan yang dianggap pernting, beberapa jabatan terkadang perlu ditambahkan dalam organisasi, biasanya merupakan sub lembaga yang tidak berstatus struktural, sehingga pemberian tingkat eselonnya dilakukan dengan kebijaksanaan manajer puncak, sesuai dengan tingkat beban pekerjaan yang diembannya.


Echeloniring diperlukan untuk memudahkan pengaturan dalam pemberian gaji dan tunjangan bagi para pejabatnya. Kegunaan dari pemberian echelonering tersebut kemungkinan bisa digunakan sebagai dasar untuk bisa melakukan pembinaan sumber daya manusia (sdm), yang akan bisa memudahkan dalam melakukan regenerasi bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Sumber: http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/12/12/konsep-sebuah-manajemen-dan-seorang-manajer/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tanggung jawab sosial manajer

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadapkonsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas danlingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.


CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan ataudeviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.

Pelaporan dan pemeriksaan

Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam hal:

Akuntabilitas atas standar AA1000 berdasarkan laporan sesuai standar John Elkington yaitu laporan yang menggunakan dasar triple bottom line (3BL)

Global Reporting Initiative, yang mungkin merupakan acuan laporan berkelanjutan yang paling banyak digunakan sebagai standar saat ini.

Verite, acuan pemantauan

Laporan berdasarkan standar akuntabilitas sosial internasionalSA8000

Standar manajemen lingkungan berdasarkan ISO 14000

Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek sosial. Smentara aspek lingkungan--apalagi aspek ekonomi--memang jauh lebih mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan CSR atau laporan keberlanjutan. Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini hanyalah sekedar "pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada kasus laporan tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga perusahaan-perusahaan rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep CSR dan metode verifikasi laporannya, kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan. Bagaimanapun, laporan CSR atau laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.

Kasus bisnis dari CSR

Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda tergantung dari sifat perusahaan tersebut dan amat sulit untuk mengukur walaupun banyak sekali literatur yang memuat tentang cara mengukur seperti misalnya metode "Empat belas poinbalanced scorecard oleh Deming. Orlizty, Schmidt, dan Rynes[3]menemukan suatu korelasi antara social / performa lingkungan hidup dan performa keuangan . Namun bisnis nampaknya tidak menguntungkan apabila diharuskan melaksanakan strategi CSR.

Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden di 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan, sedangkan bagi 40% citra perusahaan & brand image yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.

Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.[4]

Kasus bisnis pada CSR diantara perusahaan-perusahaan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi dibawah ini :

Sumber daya manusia

Program CSR dapat dilihat sebagai suatu pertolongan dalam bentuk rekrutmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat sekitar [5], terutama sekali dengan adanya persaingan kerja diantara para lulusan sekolah. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan pada rekrutmen tenaga kerja yang berpotesi maka dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif akan menjadi suatu nilai tambah perusahaan. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfir kerja yang nyaman diantara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam "penyisihan gaji" dan aktivitas "penggalangan dana" atapun suka relawan.

Sumber: http://jajusuf.blogspot.com/2009/12/tanggung-jawab-sosial-manajemen-dan.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Faktor-faktor Lingkungan Eksternal Mikro dan Makro

• Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur di luar organisasi, yang sebagian
besar tak dapat dikendalikan dan berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh
manajer
1. LINGKUNGAN EKSTERNAL MIKRO
Lingkungan eksternal mikro terdiri dari:
• para pesaing (competitors)
organisasi mengetahui posisi persaingannya, sehingga mampu mengoptimalkan
operasi-operasinya
• Langganan (customer)
Untuk mengantisipasi
perubahan perilaku pasar atau langganan dan
mengarahkan pengalokasian sumber dayanya sesuai kebutuhan dan keinginan
langganan
• Pasar tenaga kerja (labor supply)
Faktor yang paling berpengaruh adalah:reputasi perusahaan di mata angkatan

kerja, tingkat pertumbuhan angkatan kerja dan tersedianya tenaga kerja susuai
persyaratan yang dibutuhkan
• Lembaga-lembaga keuangan
Jangka pendek untuk biaya operasi, sedangkan jangka panjang untuk fasilitas dan
peralatan baru
• Para penyelia (suppliers)
Harus selalu dinilai kualitas dan kuantitas dari penyedia, sehingga dapat
disesuaikan dengan karakteristik yang diinginkan perusahaan
• Perwakilan pemerintah
Peraturannya harus dipatuhi organisasi dalam operasinya, prosedur perijinan dan
pembatasan lain untuk melindungi masyarakat

2. LINGKUNGAN EKSTERNAL MAKRO
Lingkungan eksternal makro mencakup:
• Perkembangan Teknologi
Teknologi berperan dalam penentuan produk dan jasa yang diproduksi, peralatan
yang digunakan dan bagaimana operasi akan dikelola
• Variabel-variabel ekonomi
Perlu dilakukan peramalan ekonomi dan antisipasi perubahan harga
• Lingkungan Sosial-Kebudayaan
Mencakup kepercayaan,nilai,sikap,pandangan serta pola kehidupan yang
dibentuk tradisi, pendidikan, kelompok ethnis,ekologi,demografis,serta agama
dan kepercayaan dari masyarakat
• Variabel-variabel Politik-hukum
Pemerintah memainkan peranan sekaligus sebagai pencipta kesempatan, pemberi
perlindungan, dan penetapan batasan
• Dimensi Internasional
Kekuatan Internasional berpengaruh melalui perkembangan politik
dunia,ketergantungan ekonomi,penularan nilai-nilai dan sikap hidup serta transfer
teknologi.

Sumber: http://www.linkpdf.com/ebook-viewer.php?url=http://203.130.231.110/handouts/S1_Sistem%20Informasi/SIM/SIM%20A.doc

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Definisi Lingkungan

Untuk menjelaskan definisi manajemen lingkungan, kita lihat definisi manajemen secara umum
sebagai berikut :

Manajemen menurut pengertian Stoner & Wankel (1986) adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan proses
penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.

Sedangkan menurut Terry (1982) manajemen adalah proses tertentu yang terdiri dari kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dan banyak definisi lain, namun pada intinya manajemen adalah sekumpulan aktifitas yang disengaja (merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan) yang terkait dengan tujuan tertentu.

Lingkungan menurut definisi umum yaitu segala sesuatu disekitar subyek manusia yang terkait dengan aktifitasnya. Elemen lingkungan adalah hal-hal yang terkait dengan: tanah, udara, air, sumberdaya alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan antar faktor-faktor tersebut.
Titik sentral isu lingkungan adalah manusia. Jadi manajemen lingkungan bisa diartikan sekumpulan aktifitas merencanakan, mengorganisasikan, dan menggerakkan sumber daya manusia dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan kebijakan lingkungan yang telah ditetapkan.

Manajemen lingkungan adalah aspek-aspek dari keseluruhan fungsi manajemen (termasuk perencanaan) yang menentukan dan membawa pada implementasi kebijakan lingkungan (BBS 7750, dalam ISO 14001 oleh Sturm, 1998).

Manajemen lingkungan selama ini sebelum adanya ISO 14001 berada dalam kondisi terpecah-pecah
dan tidak memiliki standar tertentu dari satu daerah dengan daerah lain, dan secara internasional berbeda penerapannya antara negara satu dengan lainnya. Praktek manajemen lingkungan yang dilakukan secara sistematis, prosedural, dan dapat diulang disebut dengan sistem manajemen lingkungan (EMS).

Menurut ISO 14001 (ISO 14001, 1996), sistem manajemen lingkungan (EMS) adalah 'that part of the
overall management system which includes organizational structure planning, activities, responsibilities, practices, procedures, processes, and resources for developing, implementing, achieving, reviewing, and maintaining the environmental policy'.
Jadi disimpulkan bahwa menurut ISO 14001, EMS adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan
yang berfungsi menjaga dan mencapai sasaran kebijakan lingkungan. Sehingga EMS memiliki elemen
kunci yaitu pernyataan kebijakan lingkungan dan merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan yang lebih luas.

Berdasarkan cakupannya, terdapat pendapat yang membagi manajemen lingkungan dalam 2 macam
yaitu:
- Lingkungan internal, yaitu di dalam lingkungan pabrik / lokasi fasilitas produksi.
Yaitu yang termasuk didalamnya kondisi lingkungan kerja, dampak yang diterima oleh karyawan dalam lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD, asuransi pegawai, dll.

- Lingkungan eksternal, yaitu lingkungan di luar lokasi pabrik / fasilitas produksi. Yaitu segala hal yang dapat menimbulkan dampak pada lingkungan disekitarnya, termasuk masyarakat di sekitar lokasi pabrik, dan pihak yang mewakilinya (Pemerintah, pelanggan, investor/pemilik).

Aktifitas yang terkait yaitu komunikasi dan hubungan dengan masyarakat, usaha-usaha penanganan pembuangan limbah ke saluran umum, perhatian pada keseimbangan ekologis dan ekosistem di sekitar pabrik, dll.

Yang dimaksud dengan lingkungan pada tulisan ini adalah yang dicakup dalam sistem manajemen
lingkungan ISO 14001, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan internal dan eksternal.
Elemen pokok manajemen lingkungan sesuai dengan definisi diatas terkait dengan aspek lingkungan
dan dampak lingkungan.

Sumber: http://andietri.tripod.com/jurnal/Manajemen_Lingkungan_x.pdf

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MANAJEMEN DAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

A. Pengantar
Dalam pembahasan manajemen tidak lepas pada masalah lingkungan yang dihadapi oleh seorang manajer. Perbedaan dan kondisi lingkungan akan berpengaruh terhadap konsep dan teknik serta keputusan yang akan diambil. Sebagai seorang manajer tidak harus hanya memperhatikan lingkungan usahanya atau intern saja, tapi juga harus bisa mengantisipasi lingkungan di luar perusahaan atau ekstern. Untuk mencapai tujuan organisasi tidak lepas dari lingkungan ekstern yang terjadi, apalagi bagi organisasi atau perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Oleh karena itu manajer harus memperhatikan dan mempertimbangkan unsur-unsur serta kekuatan-kekuatan lingkungan ekstern dalam setiap kegiatan manajemen. Bagaimana reaksi seorang manajer bila ada perubahan lingkungan ekstern?

B. Faktor Lingkungan Eksternal
Lingkungan ekstern atau eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar organisasi, dimana unsur-unsur ini tidak dapat dikendalikan dan diketahui terlebih dahulu oleh manajer, disamping itu juga akan mempengaruhi manajer di dalam pengambilan keputusan yang akan dibuat. Unsur-unsur lingkungan eksternal organisasi contohnya yaitu perubahan perekonomian, peraturan pemerintah, perilaku konsumen atau masyarakat, perkembangan teknologi, politik dan lain sebagainya.
Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro. 1. Lingkungan eksternal mikro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kegiatan manajemen. Lingkungan eksternal makro yaitu lingkungan yang mempunyai pengaruh tidak langsung.

C. Organisasi Dan Lingkungan
Setiap manajer dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil tergantung pada bentuk dan tujuan yang akan dicapai oleh organisasi, disamping itu keputusan juga dipengaruhi oleh dimana seorang manajer duduk dalam posisinya.
Manajer dan organisasi memberikan tanggapan terhadap lingkungan eksternal, baik melalui pengaruh lingkungan yang bersifat mikro, prediksi maupun lingkungan yang bersifat makro, disamping itu juga bisa melalui perencanaan, perancangan organisasi dan lingkungan itu sendiri.
D. Tanggung Jawab Soal Manajer
Perubahan konsep manajerial dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Seorang manajer mempunyai tanggung jawab social atas keputusan-keputusan yang diambil, mengapa dikatakan demikian karena mempengaruhi dalam pencapaian tujuan organisasi baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka panjang, disamping itu juga menyangkut hajat hidup orang banyak yang kesemuanya menggantungkan dirinya kepada organisasi tersebut (ini kalau dilihat dari segi dimana seseorang bekerja). Atas dasar ini maka seorang manajer dituntut untuk dapat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of manager). Ada lima faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam etika berusaha ini, yaitu hukum; peraturan-peraturan pemerintah termasuk di dalamnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah; kode etik industri dan perusahaan tekanan-tekanan sosial; tegangan antar standar perorangan dan kebutuhan organisasi.

Sumber: http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-manajemen-tentang-manajemen-dan.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS